Bank Sentral Independen vs Pro Pemerintah: Perbandingan Keuntungan & Kerugian

Bank Sentral Independen vs Pro Pemerintah: Perbandingan Keuntungan & Kerugian
Banyak isu yang tersebar di masyarakat bahwa banyak Bank Sentral yang ada dimiliki oleh Elit Global terutama Keluarga Rothschild. Asumsi tersebut diperkuat dengan Independennya suatu bank sentral. Bagaimana bisa Bank Sentral di negara kita yaitu Bank Indonesia (BI) dikendalikan oleh "asing" atau swasta padahal lembaga tersebut mengatur ekonomi kita? Kenapa tidak pemerintah saja yang mengatur kebijakan bank sentral kita? Pertanyaan-pertanyaan seperti inilah yang akan berujung ke sebuah Teori Konspirasi. Padahal semua ini tidak benar.

Seperti contoh, bank sentral di Amerika Serikat yaitu Federal Reserve System atau lebih dikenal The Fed banyak yang mengira kepemilikannya dikuasai keluarga Rothschild. Padahal The Fed tidak dimiliki oleh individu atau entitas tertentu. The Fed adalah sebuah lembaga Independen yang dimiliki secara kolektif oleh pemerintah federal Amerika Serikat.

Kenapa The Fed atau bank sentral pada umumnya harus Independen? Padahal umumnya tujuan utama bank sentral adalah menjaga stabilitas moneter, mengawasi sistem keuangan, dan melaksanakan kebijakan moneternya untuk kepentingan masyarakat secara keseluruhan. Kenapa tidak pemerintah saja yang mengaturnya? Untuk menjawab pertanyaan inilah artikel ini dibuat. Kita akan membandingkan Keuntungan dan Kerugian antara bank sentral yang memiliki nilai Independensi dengan bank sentral yang kebijakannya dikontrol atau Pro Pemerintah. Mari kita nilai bersama:

Bank Sentral Independen

Keuntungan:

  • Kebebasan kebijakan moneternya: Bank sentral independen memiliki otonomi dalam menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneternya tanpa tekanan politik langsung dari pemerintah. Ini memungkinkan mereka untuk mengambil keputusan yang didasarkan pada analisis ekonomi dan tujuan jangka panjang stabilisasi ekonomi.
  • Kepercayaan pasar dan publik: Bank sentral independen cenderung memiliki tingkat kepercayaan yang lebih tinggi dari pasar keuangan dan publik. Keputusan kebijakan moneternya dianggap lebih terfokus pada stabilitas harga dan pertumbuhan ekonomi jangka panjang, daripada kepentingan politik jangka pendek.
  • Pengendalian inflasi yang lebih efektif: Bank sentral independen cenderung lebih fokus pada tujuan utama mereka dalam menjaga stabilitas harga. Mereka dapat mengambil tindakan tegas dan cepat untuk mengendalikan inflasi, yang pada gilirannya dapat membantu menjaga stabilitas ekonomi secara keseluruhan.

Kerugian:

  • Kurangnya akuntabilitas politik: Dalam sistem bank sentral independen, terdapat risiko kurangnya akuntabilitas politik. Dalam beberapa kasus, keputusan bank sentral yang merugikan dapat menimbulkan pertanyaan tentang tanggung jawab politik bank sentral kepada publik.
  • Kurangnya koordinasi kebijakan: Dalam sistem bank sentral independen, terkadang dapat timbul ketegangan atau ketidakcocokan antara kebijakan moneter dan kebijakan fiskal yang diterapkan oleh pemerintah. Kurangnya koordinasi antara bank sentral dan pemerintah dapat menghambat efektivitas kebijakan ekonomi secara keseluruhan.
  • Potensi kesalahan kebijakan: Bank sentral independen juga rentan terhadap kesalahan kebijakan yang mungkin terjadi karena tekanan pasar dan kompleksitas ekonomi. Kesalahan tersebut dapat berdampak negatif pada stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Bank Sentral Pro Pemerintah

Keuntungan:

  • Koordinasi kebijakan yang lebih baik: Dalam sistem bank sentral yang pro pemerintah, ada potensi untuk koordinasi yang lebih baik antara kebijakan moneter dan fiskal. Ini dapat memungkinkan perencanaan ekonomi yang lebih terintegrasi dan sinergi antara bank sentral dan pemerintah.
  • Tanggung jawab politik yang lebih jelas: Dalam sistem bank sentral yang pro pemerintah, bank sentral memiliki tanggung jawab politik yang lebih langsung kepada pemerintah dan masyarakat. Ini dapat meningkatkan akuntabilitas dan keterhubungan kebijakan dengan kepentingan nasional.

Kerugian:

  • Potensi intervensi politik: Dalam sistem bank sentral yang terlalu pro pemerintah, risiko intervensi politik yang berlebihan dapat muncul. Hal ini dapat mengakibatkan keputusan kebijakan yang didasarkan pada pertimbangan politik jangka pendek daripada pertimbangan ekonomi jangka panjang, yang dapat merusak stabilitas harga dan kepercayaan pasar.
  • Risiko inflasi yang tinggi: Jika bank sentral tidak memiliki otonomi yang cukup dan terlalu tunduk pada keinginan pemerintah, risiko inflasi yang tinggi dapat muncul. Pemerintah mungkin cenderung menggunakan kebijakan moneter untuk membiayai kegiatan fiskal yang berlebihan, yang pada gilirannya dapat merusak stabilitas ekonomi.
  • Ketidakpastian pasar: Keputusan kebijakan yang terlalu dipengaruhi oleh kepentingan politik dapat menciptakan ketidakpastian di pasar keuangan. Investor mungkin menjadi kurang yakin terhadap kebijakan bank sentral dan mengurangi kepercayaan mereka terhadap mata uang dan kondisi ekonomi secara keseluruhan.

Dari penilaian diatas dapat disimpulkan bahwa sebenarnya tidak ada sistem bank sentral yang sempurna. Setiap pendekatan memiliki keuntungan dan kerugian tersendiri, dan efektivitasnya tergantung pada berbagai faktor seperti kestabilan politik, tata kelola ekonomi, dan prioritas kebijakan negara tertentu. Namun jika dihitung dengan benar dari penilaian diatas juga, bank sentral menjadi lebih baik jika Independen. Ada beberapa hal yang berbahaya jika bank sentral sepenuhnya dikontrol pemerintah terutama di bagian intervensi politik. Bisa jadi bank sentral akan dijadikan alat kampanye untuk pemerintah yang berkuasa. Maka itu lebih sedikit negara yang kebijakan bank sentralnya dikuasai pemerintah, dibanding banyak negara yang mengutamakan nilai independensi. 

Artikel Terkait

Posting Komentar

-----------------------------------------------------------------------------