Menurut catatan dalam Alkitab, Allah memerintahkan Musa untuk membuat Tabut Perjanjian selama orang Israel berkelana di padang gurun setelah dibebaskan dari Mesir. Tabut itu merupakan simbol kehadiran Allah di tengah-tengah umat-Nya dan dikaitkan dengan kekuatan ilahi dan perlindungan. Itu dianggap sebagai objek yang paling suci menurut agama orang Israel.
Tabut Perjanjian dirancang dengan dimensi dan fitur khusus. Panjangnya sekitar 2,5 hasta, lebarnya 1,5 hasta, dan tingginya 1,5 hasta (sekitar 3,75 kaki x 2,25 kaki x 2,25 kaki). Tutup Tabut, yang disebut sebagai Tempat Pengampunan, terbuat dari emas murni dan dihiasi dengan dua kerub (figur malaikat) yang saling menghadap dengan sayap terentang. Dipercaya bahwa di antara kerub inilah Allah memperlihatkan kehadiran-Nya dan berkomunikasi dengan orang Israel.
Isi di dalam Tabut Perjanjian Menurut Alkitab, ada tiga objek suci:
- Lempengan Hukum: Ini adalah lempengan batu yang diukir dengan Sepuluh Perintah, yang diberikan oleh Allah kepada Musa di Gunung Sinai. Perintah-perintah itu adalah bagian dasar dari perjanjian antara Allah dan orang Israel.
- Pot Manna: Ini berisi sebagian dari manna, zat yang mirip roti yang ajaib yang diberikan Allah kepada orang Israel sebagai makanan selama perjalanan mereka di padang gurun.
- Tongkat Harun: Harun adalah saudara Musa dan imam besar pertama Israel. Tongkatnya, yang mewakili otoritasnya, ditempatkan di dalam Isi Tabut sebagai pengingat dari imamat yang dipilih Allah.
Isi Tabut Perjanjian memiliki beberapa tujuan dan fungsi Menurut Alkitab. Itu adalah simbol nyata dari perjanjian Allah dengan orang Israel, menandakan kehadiran-Nya dan petunjuk-Nya. Itu juga digunakan sebagai pusat perhatian selama upacara keagamaan dan tempat para imam melakukan pendamaian atas dosa. Tabut itu dibawa oleh para imam selama perjalanan orang Israel, dan ketika mereka tiba di Tanah Perjanjian, itu ditempatkan di bagian paling suci dari Kemah Suci dan kemudian Bait Suci di Yerusalem.
Isi Takdir Tabut Perjanjian tidak disebutkan secara eksplisit Manurut dalam Alkitab setelah penaklukan Babilonia terhadap Yerusalem pada tahun 587 SM. Dipercaya bahwa Tabut itu entah dihancurkan, ditangkap, atau disembunyikan pada saat itu. Banyak teori dan legenda mengelilingi takdir Tabut, tetapi keberadaannya yang sebenarnya tetap tidak diketahui. Ini telah menjadi subjek spekulasi, kegemaran, dan budaya populer, dengan berbagai klaim dan penggambaran fiksi yang menunjukkan kemungkinan yang berbeda.
Posting Komentar
Posting Komentar